MARIA AL QIBTIYYAH
Ketika
berbicara nama Maria Al Qibtiyah maka ingatan kita akan senantiasa tertuju
kepada surat ke 66 ayat pertama :
يا أيها النبي لم تحرم ما أحل
الله لك تبتغي مرضات أزواجك والله غفور رحيم
Artinya : “Hai
Muhammad, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu
mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. “ (QS. At-Tahriim:1)
Seperti halnya Sayyidah Raihanah binti Zaid,
Mariyah al-Qibtiyah adalah budak Rasulullah yang kemudian beliau bebaskan dan
beliau nikahi. Rasulullah memperlakukan Mariyah sebagaimana beliau
memperlakukan istri-istri beliau yang lainnya. Abu Bakar dan Umar pun
memperlakukan Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Dia adalah istri
Rasulullah satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahirn, setelah
Khadijah.
Tentang nasab
Mariyah, tidak banyak yang diketahui selain nama ayahnya. Nama lengkapnya
adalah Mariyah binti Syama’un dan dilahirkan di dataran tinggi Mesir yang
dikenal dengan nama Hafn. Ayahnya berasal dan Suku Qibti, dan ibunya adalah
penganut agarna Masehi Romawi. Setelah dewasa, bersarna saudara perempuannya, Sirin,
Mariyah dipekerjakan pada Raja Muqauqis.
Rasulullah saw.
mengirim surat kepada Muqauqis melalui Hatib bin Baltaah, rnenyeru raja agar
memeluk Islam. Raja Muqauqis menerima Hatib dengan hangat, namun dengan ramah
dia menolak memeluk Islam, justru dia mengirimkan Mariyah, Sirin, dan seorang
budak bernama Maburi, serta hadiah-hadiah hasil kerajinan dari Mesir untuk
Rasulullah. Di tengah perjalanan Hatib rnerasakan kesedihan hati Mariyah karena
harus rneninggalkan kampung halamannya. Hatib rnenghibur mereka dengan
menceritakan Rasulullah dan Islam, kemudian mengajak mereka merneluk Islam.
Mereka pun menerirna ajakan tersebut.
Rasulullah teläh menerima kabar
penolakan Muqauqis dan hadiahnya, dan betapa terkejutnya Rasulullah terhadap
budak pemberian Muqauqis itu. Beliau mengambil Mariyah untuk dirinya dan
menyerahkan Sirin kepada penyairnya, Hasan bin Tsabit. Istri-istri Nabi yang
lain sangat cemburu atas kehadiran orang Mesir yang cantik itu sehingga
Rasulullah harus menitipkan Mariyah di rumah Haritsah bin Nu’man yang terletak
di sebelah rnasjid.
Maria Al
Qibthibiyah : Istri rosulullah dari kalangan Kristen Koptik
Imam Al Baladziri mengomentari Maria :” Sebenarnya Ibunda dari Maria adalah keturunan bangsa Romawi. Maria mewarisi kecantikan ibunya sehingga memiliki kulit yang putih, berparas cantik, berpengetahuan luas, dan berambut ikal.” (hal. 44). Rosulullah terpukau dengan kecantikannya sehingga Maria di tempatkan di rumah Haritsah ibn Al Nu’man karena Maria masih menjadi hamba sahaya nabi. Selama siang dan malam nabi menemani Maria. Akhirnya beliau mengangkat status Maria menjadi lebih baik. (hal.44).
Imam Al Baladziri mengomentari Maria :” Sebenarnya Ibunda dari Maria adalah keturunan bangsa Romawi. Maria mewarisi kecantikan ibunya sehingga memiliki kulit yang putih, berparas cantik, berpengetahuan luas, dan berambut ikal.” (hal. 44). Rosulullah terpukau dengan kecantikannya sehingga Maria di tempatkan di rumah Haritsah ibn Al Nu’man karena Maria masih menjadi hamba sahaya nabi. Selama siang dan malam nabi menemani Maria. Akhirnya beliau mengangkat status Maria menjadi lebih baik. (hal.44).
Maria memiliki kulit yang putih dan
rambut cokelat ikal yang indah. Maria adalah istri Nabi yang paling cantik.
Kecantikan inilah yang membuat Maria dicemburui oleh istri-istri Nabi lainnya.
Apalagi setelah Maria mengandung putra Nabi, kecemburuan para istri nabi makin
menjadi-jadi. Inilah sebabnya Maria diungsikan ke kampung lain oleh Nabi,
supaya kecemburuan ini mereda.
Kecemburuan terhadap Maria membuat
Aisyah dan Hafshah dan istri-istri lainnya "bersekongkol" membuat
susah Nabi SAW. Para istri Nabi ini ditegur oleh Allah SWT. Kejadian yang
menunjukkan bahwa bagaimanapun juga, perempuan adalah makhluk pencemburu yang
tidak ingin diduakan.
B. Ibrahim bin Muhammad saw.
Allah menghendaki
Mariyah al-Qibtiyah melahirkan seorang putra Rasulullah setelah Khadijah r.a.
Betapa gembiranya Rasulullah mendengar berita kehamilan Mariyah, terlebih
setelah putra-putrinya, yaitu Abdullah, Qasim, dan Ruqayah meninggal dunia.
Mariyah mengandung
setelah setahun tiba di Madinah. Kehamilannya membuat istri-istri Rasul cemburu
karena telah beberapa tahun mereka menikah, namun tidak kunjung dikaruniai
seorang anak pun. Rasulullah menjaga kandungan istrinya dengan sangat
hati-hati. Pada bulan Dzulhijjah tahun kedelapan hijrah, Mariyah melahirkan
bayinya yang kemudian Rasulullah memberinya nama Ibrahim demi mengharap berkah
dari nama bapak para nabi, Ibrahim a.s.. Lalu beliau memerdekakan Mariyah
sepenuhnya. Kaum muslimin menyambut kelahiran putra Rasulullah saw. dengan
gembira.
Ibrahim adalah
putra beliau satu-satunya yang lahir selepas beliau diangkat sebagai utusan
Allah. Betapa gembira beliau menerima karunia Allah tersebut. Apalagi, kala itu
usia beliau telah memasuki kepala enam. Kelahiran Ibrahim merupakan suaru
kebahagiaan tersendiri. Dengan kelahiran putranya itu, perhatian beliau menjadi
sangat besar terhadap sang putra dan juga ibunya. Dan hal itu membangkitkan
kecemburuan istri-istri beliau yang lainnya terhadap Maria Al-Qibthiyah.
Kehadiran Maria
ternyata membuat kedua istri rosul (Hafsah dan Aisyah) berkonspirasi karena
cemburu sehingga turunlah QS.At Tahrim (66) : 1-4 (baca terjemahan Al
Qur’annya). Maria melahirkan Ibrahim bin Muhammad pada tahun ke-8 H. Pada hari
ke-7 kelahiran Ibrahim, rosulullah mengaqiqahkannya dengan menyembelih 2 ekor
domba yang besar, mencukur rambut bayi dan bersedekah kepada orang miskin dengan
harta senilai perak yang seukuran dengan timbangan rambut Ibrahim yang telah
dicukur. Lalu beliau menyuruh rambut itu dikubur danmenamai bayi itu dengan
Ibrahim. (hal. 39-41). Ibrahim lalu disusui oleh seorang istri tukang pandai
besi yang bernama Abu Saif yang tinggal di perbukitan Madinah. (hal.40).
Akan tetapi, di
kalangan istri Rasul lainnya api cemburu tengah membakar, suatu perasaan yang
Allah ciptakan dominan pada kaum wanita. Rasa cemburu sernakin tampak bersamaan
dengan adanya pertemuan Rasulullah saw. dengan Mariyah di rumah Hafshah
sedangkan Hafshah tidak berada di rumahnya. Hal ini menyebabkan Hafshah marah.
Atas kemarahan Hafshah itu Rasulullah rnengharamkan Mariyah atas diri beliau.
Kaitannya dengan hal itu, Allah SWT telah menegur lewat firman-Nya:
“Hai Muhammad, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (QS. At-Tahriim:1)
Aisyah mengungkapkan rasa cemburunya kepada Mariyah, “Aku tidak pernah cemburu kepada wanita kecuali kepada Mariyah karena dia berparas cantik dan Rasulullah sangat tertarik kepadanya. Ketika pertama kali datang, Rasulullah menitipkannya di rumah Haritsah bin Nu’man al-Anshari, lalu dia menjadi tetangga kami. Akan tetapi, beliau sering kali di sana siang dan malam. Aku merasa sedih. Oleh karena itu, Rasulullah memindahkannya ke kamar atas, tetapi beliau tetap mendatangi tempat itu. Sungguh itu lebih menyakitkan bagi karni.” Di dalam riwayat lain dikatakan bahwa Aisyah berkata, “Allah memberinya anak, sementara kami tidak dikaruni anak seorang pun.”
Beberapa orang dari
kalangan golongan munafik menuduh Mariyah telah melahirkan anak hasil perbuatan
serong dengan Maburi, budak yang menemaninya dari Mesir dan kemudian menjadi
pelayan bagi Mariyah. Akan tetapi, Allah membukakan kebenaran untuk diri
Mariyah setelah Ali ra. menemui Maburi dengan pedang terhunus. Maburi
menuturkan bahwa dirinya adalah laki-laki yang telah dikebiri oleh raja.
Pada usianya yang 16
bulan, Ibrahim jatuh sakit sehingga meresahkan kedua orang tuanya. Mariyah
bersama Sirin senantiasa menunggui Ibrahim. Suatu malam, ketika sakit Ibrahim
bertambah parah, dengan perasaan sedih Nabi saw. bersama Abdurrahman bin Auf
pergi ke rumah Mariyah. Ketika Ibrahim dalam keadaan sekarat, Rasulullah saw.
bersabda, “Kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Allah, wahai Ibrahim.”
Tanpa beliau sadari,
air mata telah bercucuran. Rosulullah menangis…”Menangis adalah bukti kasih sayang sedangkan teriakan itu dari
setan.” Ketika Ibrahim meninggal dunia, beliau kembali
bersabda,
“Wahai Ibrahim, seandainya ini bukan perintah yang haq, janji yang benar, dan masa akhir kita yang menyusuli masa awal kita, niscaya kami akan merasa sedih atas kematianmu lebih dari ini. Kami semua merasa sedih, wahai Ibrahim… Mata kami menangis, hati kami bersedih, dan kami tidak akan mengucapkan sesuatu yang menyebabkan murka Allah.”
“Wahai Ibrahim, seandainya ini bukan perintah yang haq, janji yang benar, dan masa akhir kita yang menyusuli masa awal kita, niscaya kami akan merasa sedih atas kematianmu lebih dari ini. Kami semua merasa sedih, wahai Ibrahim… Mata kami menangis, hati kami bersedih, dan kami tidak akan mengucapkan sesuatu yang menyebabkan murka Allah.”
Beliaulah yang sholatinya dengan takbir 4 kali dan memakamkannya di Baqi’ dan bertepatan dengan gerhana matahari. Orang lalu menghubungkan kematian Ibrahim dengan gerhana, namun rosulullah meluruskan,” …Gerhana bulan dan matahari tidak terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang…”
Demikianlah keadaan
Nabi saw ketika menghadapi kematian putranya. Walaupun tengah berada dalam
kesedihan, beliau tetap berada dalam jalur yang wajar sehingga tetap menjadi
contoh bagi seluruh manusia ketika menghadapi cobaan besar. Rasulullah saw.
mengurus sendiri jenazah anaknya kemudian beliau menguburkannya di Baqi’.
C. Saat Wafatnya
Setelah Rasulullah
wafat, Mariyah hidup menyendiri dan menujukan hidupnya hanya untuk beribadah
kepada Allah. Dia wafat lima tahun setelah wafatnya Rasulullah, yaitu pada
tahun ke-16 hijrah, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah
sendiri yang menyalati jenazah Sayyidah Mariyah al-Qibtiyah, kemudian
dikebumikan di Baqi’. Semoga Allah menempatkannya pada kedudukan yang mulia dan
penuh berkah. Amin.
Perlu diketahui bahwa
istri nabi yang lain dari kalangan yahudi yaitu shafiyah binti huyay dan
raihanah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------semoga bermanfaat buat teman-teman yang ingin mengetahui seluk beluk keluarga Rasulullah Saw,. GANBATTE.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar