Senin, 09 April 2012

[BEDAH BUKU]] : Saksikan Bahwa Aku seorang muslim bagian ketiga


A       M       A       N       A       T
Dan tiadalah Aku ciptakan Jin dan Manusia, melainkan untuk beribadah pada Ku. Aku tak menghendaki rzki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak Menghendaki agar mereka memberi Ku Makan”. (Adz-Dzariyaat 56-57). Suatu ketika tiga orang lelaki alim sedang mengahadap Aisyah Ra, Ijinkan kami” kata Ibnu Umar  dari balik Hijab. “Berada disini sejenak”. Dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Nabi Muhammad Saw.  ‘Aisyah menarik nafas panjang, kemudian dengan terisak menahan tangis ia berkata,”Kaana kullu amrihi ‘ajabaa”, (Adalah semua perilakunya menakjubkan.). Dengan suara Lirih ia bercerita,” Suatu malam ketika beliau tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, beliau berkata,” Wahai ‘Aisyah izinkan aku beribadah kepada Rabb ku”. Aku Berkata,Sesungguhnya aku senang merapat dengan mu, tetapi aku juga suka seandainya engkau beribadah kepada Rabb mu.  Beliau pun bangkit mengambil timba air lalu berWudhu’. Ketika berdiri Shalat kudengar beliau terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya. Beliau lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air matanya, beliau lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya waktu Shubuh..”. Manusia telah mengambil amanah itu yaitu amanah untuk beribadah dan mengelola bumi, dimana penghuni bumi yang lain tak mampu memikulnya, maka ada tugas agung yang tak boleh terlalaikan di dalam diri tiap-tiap kita, itulah ‘ibadah. Sesuatu yang membuat Rasulullah terhenyak, yang tiba-tiba memutuskan kerapatan mesra  dengan isterinya.” Wahai Rasulullah bukankah engkau telah diampuni Nya,apa yang telah, sedang, dan akan engkau lakukan?”, Tanya Aisyah. Dan beliau berkata,”Tiada pantaskah jika aku menjadi seorang hamba yang bersyukur??”. Ya! Shadaqta Ya Rasulullah, tiada pantaskah kami menjadi hamba yang bersyukur?, dan lebih dari itu bukankah  kami belum dijamin ampunan dan keridhaan sebagaimana engkau juga sahabat –sahabat mu.  Dua hal yang kusesali, Hari-hari yang panas tanpa kesejukan puasa, malam-malam yang dingin tanpa kehangatan Shalat. {‘Abdullah ibn ‘Umar Ra].
TIGA            PILAR
Ibadah adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mencari Ridha Allah. Maka, Ibadah adalah lapangan aktivitas yang melingkupi luasan tak terperi. Dan Memang senantiasa Allah Swt mengawasi kita, menginginkan agar kita memakna Ibadah sebagaimana kita memaknai interaksi kita dengan Nya. Dan Makna-makna kita berinteraksi dengan Allah swt sebut saja dengan “Pilar-Pilar ‘Ubudiya”, è ada Tiga yaitu: TAKUT, HARAP, CINTA.  Coba perhatikan Syair ini: Allah, Jika aku sembah Engkau karena takut pada nerakaMu, Masukkan saja aku kedalamnya, Jika aku sembah Engkau karena BerHarap SurgaMu Jauhkanlah aku darinya, Tetapi Jika aku menyembah Mu karena Cinta maka CintaMu lah yang ku harapkan”.  Jadi, Bukan berarti Takut  pada Allah itu semata mental Budak yang rendah, Bukan berarti mengHarap surga itu semata mental pedagang yang culas, dan bukan pula orang yang hanya punya Cinta selalu lebih mulia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :
Barangsiapa menyembah Allah dengan Cinta saja maka Sungguh ia ZINDIQ
Barangsiapa menyembah Allah dengan Harapa saja maka Sungguh ia adalah MURJI’.
Barangsiapa menyembah Allah dengan Takut saja maka ia HARURI.
Mukmin BerTauhid menyembah Allah dengan ketiganya; Takut, Harap dan Cinta.
ZINDIQ  adalah sebutan bagi tiap orang yang tertipu oleh perasaan dan angan kosongnya.  MURJI’ adalah orang yang menganggap iman cukup dengan pembenaran lisan sehingga memudah-mudahkan. Kalau sudah syahadat ya sudah, pasti masuk surga.  HARURI adalah sebutan lain KHAWARIJ, kelompok yang mengkafirkan pelaku dosa besar karena berlebihan dalam rasa takut. Seorang Mukmin yang Bertauhid, menjadikan Takut, Harap dan Cinta sebagai Energi Jiwa. Ketiganya galian yang tak habis-habis untuk menyalahidupkan tanggungjawab ‘Ubudiyah. Disinilah ia dapat berinteraksi yang Indah dengan Allah SWT. Intinya! :kami takut, kami harap kepada Mu, Suburkanlah cinta kami kepada Mu, kamilah hamba yang mengaharap belas kasih darimu,_Raihan & M yasin Sulaiman :I’tiraf.
TAKUT à (Al An’aam 15) :”..Sesungguhnya aku takut jika aku mendurhakai Rabb ku, akan ‘adzab dihari yang agung..”. Ketakutan adalah energi Jiwa, untuk membentengi diri dari perbuatan yang mengundang murka illahi. Rasa takut akan kengerian yang lebih besar, kengerian neraka, kengerian zaqqum, kengerian makan nanah & darah, kengerian malaikat-malaikat zabaniyah, kengerian ini membuat sambitan abu jahal, timpukan ‘uqbah ibn abi mu’ith dan lemparan kotoran abu lahap, semuanya hanya bagai gelitikan yang membuat para ahli iman tertawa hingga menitiskan airmata, tapi yaqinlah air mata itu karena menahan tawa.
Mungkin makna lain yang indah dari Takut adalah ‘pengawasan’ dalam pengawasan Allah kita selalu berusaha hidup dalam keshalihan, karena kita lebih patut untuk malu dan takut kepada Allah yang selalu membersamai, “Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”(Qaaf 16).  Ketakutan kita pada Allah bukanlah gigil kengerian, ia adalah kesadaran, ia adalah kehati-hatian, ia pun justru ketentraman, setentram sejuknya ayat berikut,:”Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (An Nazi’at 40-41).
HARAPà (Al Hijr 56) : Ibrahim Berkata,”Tiada yang berputus asa dari rahmat Rabb nya kecuali orang-orang yang sesat”. Kita menatap dengan mata harapan akan sebuah pemandangan yang digambarkan detail oleh Allah dalam wahyu di hari-hari permulaan risalah. Imajinasi itu dihadirkan begitu nyata, seolah surga menjadi ekosistem gaib yang melingkupi kemana pun seorang mukmin beranjak. Ahli Iman yang mampu menghadirkan kehijauan serga dalam desah nafasnya, memiliki energi daya hidup yang abadi. Bahkan Allah tak pernah mengaruniakan kematian kepada mukmin yang terbunuh syahid memenuhi janji. “Janganlah kamu mengira bahwa orang2x yang terbunuh di jalan Allah itu mati, mereka itu Hidup disisi Rabb mereka dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan Karunia Allah yang ia berikan kepada mereka”. Makna indah yang lain dari Harap adalah ‘Kebersamaan’, kebersamaan dengan Allah, gerak nafas bertauhid adalah sebuah tuntutan keimanan, sebuah sumbu hidup yang menyala dan padam karena Allah semata. Ada kenikmatan tiada tara, ketentraman tak terkira, ketika merasai kebersamaan Allah dalam Shalat, dalam ibadah,dalam hidup dan ketika meneguk gelas kematian. “Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah bersama kita,”.(At Taubah 40).
CINTA à (Al Baqarah 165):”Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengambil tandingan tandingan untuk Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, padahal orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” Jangan ada tandingan untuk Nya dalam Cinta! Apa jadinya jika Ia Cemburu??, bahkan Cemburunya lebih Dahsyat dari Sa’d ibn ‘Ubadah , pencemburu terberat di seantero madinah. Cinta adalah energi yang membuat sang pencinta memiliki tatapan pinta kepada Rabbnya, pandangan kasihnya takkan berpaling selamanya, lalu senyumnya merekah, mekar dari Kuncup Cinta, bahkan dikala tangis ia menimba ruhnya dari mata air Cinta.
Sebuah kisah pada masa nabi kembali terkuak, seorang arab bertanya kepada Rasul mengenai datangnya hari kiamat, lalu rasul balik bertanya,”apa yang sudah kau persipakan” kata Rasul, lalu ia menjawab,” Cinta kepada Allah dan Rasulnya, jawabnya sepolos fitrah, “ engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai, kata Rasulullah. Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram”. (Ar Ra’d 28). Bergetarnya hati disaat namanya di sebut, bertambahnya yaqin saat ayat-ayatnya dilantunkan, ada kenikmatan tersendiri ketika mereka pasrah, bertawakal, menggantungkan segala urusan kepada Rabbnya saja. à Lihat Al Anfal 2.   Dan cinta yang hanya dihati belum membuktikan apa2x. Amal Shalih kata sayyid quthb adalah buah alami dari Keimanan, dan gerak yang bermula pada detik dimana hakihat keimanan itu menghujam didalam hati. Maka keimanan dan Cinta padanya adalah hakikat yang aktif dan energik. Itulah iman Islami! Itulah Cinta pada Allah. Gerak dan gerak, ‘amal dan ‘amal. Lalu disanalah cinta menjadi permata mengkilap oleh air mata, menyala oleh darah dan hidup dengan pengorbanan. “katakanlah jika kalian mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali ‘Imran 31).
KOMPETISI           REGIS          TRASI

yang menjadikan mati dan hidup,supaya Dia menguji kamu siapa diantara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (AL Mulk 2) . Dan hidup ini memang kompetisi  ia berjalan di seluruh penjuru bumi, tanpa ada batas kecuali keterjangkauan. Disana ada fungsi tangensial untuk mengelola segala sumberdaya nikmat menjadi kemanfaatan paling puncak. Lagi-lagi untuk sebuah uji, siapa diantara kita akan terbaik dalam karya. Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik amalnya,”.(Al Kahfi 7).
Alangkah  besar Ambisi Umar untuk mengungguli Abu bakar dalam Amal dan Pengorbanan. Seorang wanita tua pernah menolak jaminan kebutuhan darinya dengan mengatakan,”Sudah ada yang menjamin kebutuhanku”. Dalam pengintaiaan ‘Umar di esok hari, ia melihat sosok Kurus Abu Bakar mengendap memikul karung berisi hajat hidup si nenek. Dalam Perang Tabuk, seruan jihad harta disambut umar dengan segera. Saat Rasulullah bertanya berapa yang ia tinggalkan untuk keluarga, Umar mengatakan dengan Bangga,”Sebanyak yang aku serahkan pada Allah dan Rasulnya”. Tapi betapa ia tercenung saat pertanyaan yang sama diajukan Rasulullah kepada Abu Bakar ra, Dengan Gemilang Abu Bakar menjawa,”Cukuolah Allah dan Rasulnya yang aku tinggalkan untuk keluargaku”. Menjadikan abu bakar sebagai kompetitor amal memang harus membuat ‘Umar bergumam,”Mulai hari ini aku sadar tampaknya aku tak akan pernah bisa mengalahkan Abu Bakar”. TAPI!! Kita harus tersenyum karena mereka telah menjadi contoh tentang Urgensi sebuah kompetisi dalam Amal dan pengorbanan, bahkan tentang perlunya sebuah iri hati.  “Tidak ada iri hati kecuali dalam dua perkara (yaitu) orang yang diberi harta oleh Allah lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, Dan orang yang dikaruiai Ilmu dan kebijaksanaan lali dia mengamalkan dan mengajarkannya.” (HR Al Bukhari).
Motivasi Islam selalu menyentuh semua sisi kompetisi, ada kalanya generasi belakangan bisa memenangkan kompetisi dalam hal pahala yang mereka peroleh. Tapi generasi awal menjadi penabung pahala yang tiada henti karena keteladanan yang telah mereka bingkai. Keteladanan itu menjadi ikatan berharga bagi penerusnya di perputaran zaman. Seagung-agung kompetisi yang pernah ada di muka bumi ini  adalah kompetisi berkorban. Berkorbanlah untuk mendapatkan Ridha Allah , Ampunan Nya dan Surganya yang begitu Indah . “dan bersegeralah kaliankepda ampunan dari Rabb kalian dan kepada Surga yang luasnya adalah langit dan bumi, disediakan bagi orang yang bertaqwa. Orang-orang yang berinfaq baik diwaktu lapang maupun sempit, orang-orang yang menahan marahnya, dan yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Ali Imran 133-134).
Kompetisi itu begitu menarik bukan?? Tetapi kenapa masih ada yang belum mendaftar??? :{(. ”Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana ditanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tapi bila didatanginya tak ada yang ia temukan..”(An Nur 39).
Hidup ini Kompetisi dan Syahadatlah yang menegaskan kerunia hidayah bagi kita, adalah tanda keikutsertaan yang diberikan sang penguasa. Maka ada manusia bodoh yang harus kita tunjukkan jalan. Karena mereka bersemangat berlomba tanpa mendaftar, tanpa tanda syhadat di dadanya. ,dan Kita pun kadang menjadi manusia bodoh lain yang harus di tegu, karena meski sudah mendaftar terkadang lebih suka duduk2x di garis start, merasa cukup dengan status keislaman itu. ISLAM adalah iman dan amal shalih. ISLAM adalah mendaftar dan berlari dengan kekuatan penuh!!.           Jika Engkau telah mendaftar dengan ikrar syahadat mu, berlarilah menuju Allah saudaraku. Hingga seperti Musa dalam larinya, kita akan terengah berkata,”....Itulah mereka sedang menyusuli aku, dan aku bersegera kepada Mu ya Rabb, agar  engkau Ridha kepada ku (Thaha 84).
SEPER         TI      ENGKAU     MELIHATNYA
Umar mengisahkan suatu hari Jibril menanyakan salah satu tentang Al Ihsan, Apa itu?,”Anta’budallaha ka-annaka taraahu, Fa in lam takun taraahu, fainnahuu yaraaka..”  hendaklah engkau beribadah pada Allah seakan-akan engkau melihatnya, Jika engkjau tidak bisa maka yakinlah bahwa Allah melihatmu”.  “dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan Asmanya kalian meminta satu sama lain dan bersilaturahim, sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian (An Nisa’ 2). Sudah pernah dengar Audio Book?? Atau Audio Video Book?? Seandainya buku catatan amal itu berbentuk “Audio Video Book”,? Sebuah gambaran tentang diri kita diambil dari minimal 2 angle, kemudian disimpan dalam bentuk file audio lengkap dan nanti di hari kiamat akan diputar kembali dan diperlihatkan kepada kita. “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat timbangan dzarah akan melihatnya, dan barangsiapa mengerjakan keburukan seberat dzarah pun akan melihatnya,” (Az Zilzal 7-8).  
Kamera tersembunyi itu takkan keteteran menShoot aktivitas kita. Lalu bayangkan sebuah layar superbesar dihadapan pengadilan Allah. Disanalah akan di Display segala rekaman perbuatan kita sejak baligh hingga mati. LENGKAP!! Semuanya terekam dan terlihat. Saat kita sendiri maupun bersama, saat sunyi maupun riuh, dipojok kamar yang sempit maupun di tengah lapangan yang luas, semuanya terekam, tercatat. Lalu muncullah pertanyaan di benak kita,, rekaman itu dipenuhi maksiat atau taat??!!sungguh apa yang ada di sisi Allah itu lebih dahsyat dan tak tergambarkan. Rasulullah bersabda,” Ketika amalan manusia diperlihatkan oleh Allah kepadanya, maka mereka akan tenggelam dalam keringatnya karena rasa MALU!! Saking malunya karena semua yang ia sembunyikan terkuak sudah,. Segala yang ia tutupi diungkap dengan sangat eksplisit. Persis dihadapannya sendiri!! Allahumma!!.
Inilah Muraqabah!! Sebelum datangnya hari kiamat kita di beri kesempatan untuk tahu, bahwa catatan amal yang tak mungkin direkayasa dan sesudah itu perhitungan balasan dari Allah adalah sedetail-detailnya, seadil-adilnya. (Lihat QS:Al Haqqah 19-32). Maka inilah Muraqabah boleh kita identikkan dengan Ihsan,” engakau ibadahi Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika tak melihatnya, yakinlah Allah melihatmu.” Seperti hal nya IKHLAS dalam KSD, Riya’yang mengahncurkan ikhlas bagai semut hitam diatas batu hitam dimalam yang kelam, samar sekali!! Begitulah ikhlas, cukuplah Allah yang melihat. (untuk cnthnya sebuah kisah dari negeri para Azhari kembali terkuak). Tetapi tentu saja, ibadah dan kebaikan tak selalu harus disembunyikan. Tak harus curi-curi kesempatan. Ikhlas adalah rasa tentram ketika kita sadar dilihat Allah. Allah saja!! Calon mertua, calon istri, pak dirut, pak lurah boleh saja tau, tapi pada Allah sajalah kita tujukan ibadah ini. Bukankah ikhlas berarti ketidakpedulian kita pada pandangan manusia, tak bertambah karena dipuji tak berkurang karena dicaci. Ini yang utama. Fudhail ibn ‘iyadj mengingatkan”kalau kau meninggalkan ibadah karena khawatir dilihat orang, maka kau riya’,dan kalau kau beribadah agar kau dilihat orang, kau berbuat syirik. Nah!!!!.
REHAT MANUSIA-MANUSIA HEBAT
“Ya Bilal, Arihna bish Shalaah,” à Wahai Bilal istirahatkan kami dengan shalat.
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.(Al Baqarah 153) Sayyid Quthb : kenapa Shalat digandengkan dengan sabar? Karena perpaduan ini merupakan mata air yang tak pernah kososng, bekal yang tak pernah habis, dan bekal yang membekali hati. Shalat adalah hubungan langsung antara manusia yang fana dan kekuatan yang abadi. Ia adalah waktu yang telah dipilih untuk pertemuan setets air yang terputus dengan sumber yang tak pernah kering. Ia adalah sentuhan yang lembut pada hati yang letih dan payah.  Dibawah Thaharah kita hajatkan kesegaran dalam kesucian. Jujur pada diri tentang sah dan batal ibadah. Saat bertakbir keagungan Allah menundukkan kesombongan kita. Saat menyebut namanya bergetar isi dada. Saat bertahmid kita puji Ia, atas nikmat, kesempurnaan ciptaan, rizki yag cukup, kejujuran yang masih kita jaga dan kesucian hati yang terus kita upayakan. Ia Maha Pengasih kasihNya tiada pilih, Ia Maha Penyayang kasihNya tak terbilang.
RAMADHAN SAATNYA BICARA TENTANG MAKANAN
Dan apabila hamba-hambaKU bertanya tentang Aku kepadamu, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku menjawab permohonan Orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku. (Al Baqarah 186).
Bicara soal makanan adalah soal dijawab atau tidaknya doa kita. Haram atau halalnya, thayyib atau khabitsnya. Suatu hari sahabat rasul sa’ad ibn abi waqqashj mengajukan pertanyaan Cerdas kepada Rasulullah,” Ya rasulullah doakanlah pada Allah agar Doa-Doaku ini mustajabah. Bagaimanapun juga Rasul tidak langsung mengiyakannya, beliau tersenyum dan berkata,” Wahai sa’ad bantulah aku dengan memperbaiki makanan mu.  Ramadhan dalam makna dekat dengan perut adalah saat kita mampu menjaga makanan kita agar terjaminkan kedekatan dengan Allah. Disaat puasa kita jaga pencernaan kita dari yang halal dan thayyib sejak terbit fajar hingga terbenamnya mentari semata karen amentaati Allah. Di Luar Ramadhan kita harus menjaganya dari yang syubhat dan yang haram. Maka itulah makna puasa. Itulah produknya. Itulah taqwa dalam maknanya bagi perut kita, berhati hatilah menjaga makanan.  
MENGALIH BENTUK KEKAYAAN
Doa Abu Bakar Ra,” Ya Allah jadikanlah dunia di tanganku dan jadikan akhirat di hatiku”. Penggal pertama doa itu mengajari banyak hal , tangan berarti pengelolaan. Abu Bakar tidak ingin dunia masuk ke dalam hatinya. Ia ingin dunia ada dalam genggamannya., dala kuasanya dan dalam pengelolaannya. Ia tahu kekayaan yang ditimbun sebanyak apapun tidak akan memuliakan pemilikn ya. Seorang hanya akan mulia dengan kualitas dirinya, baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia lainnya. Ketika ada yang bindung mengenai bagaimana bersikap menghadapi teknologi yang serba memudahkan, Rasulullah telah meneladankan perihal hidup yang sangat menarik.  Soal hidup, Rasulullah hidup sangat-sangat sederhana. Tapi?? Tidak untuk sebuah kualitas diri dan pemudahan jalan ibadah kepada Allah. Rasulullah menggunakan sesuatu yang sangat sederhana, pakaian dan sandal semuaya biasa-biasa saja, malah memprihatinkan. Makanannya juga sederhana tapi gizinya terjaga , ingat makanan favourite Rasul yang jarang dinikmati : paha kambing. Rumah dan perkakasnya juga sederhana. Dan ini semua tidak signifikan untuk pengembangan kualitas diri dan realisasi perintah-perintah jihad dan ibadah dari Allah kepada beliau.  Tapi coba kita periksa fasilitas yang beliau pakai untuk berjihad, dakwah dijalan Allah.  Kendaraannya misalnya, Al Qashwa,Unta putih beliau adalah unta yang sangat tangkas, berkualitas tinggi, gesit, cepat,dan sangat sehat. DulDul, keledai beliau hadiah dari muqaiqus, sangat kuat dan kukuh jalannya. Bahkan berumur panjang hingga masa mu’awiyah Ra. Kuda beliau juga yang tertangkas, tergesit dan tercepat.  
Pedang Komandonya: Dzul Lujjain jangan ragukan kualitas logamnya, ketajamannya, tempaannya, dan kehalusan pembuatannya. Dan beberapa kilogram emas dibutuhkan untuk membuat komandonya. Ini adalah bagian yang sangat berkilat jika diterpa sinar matahari untuk memberi kode dan aba-aba kepada pasukan saat perang dikejauhan. Apa ini sesuatu yang murah?? Tentu tidak!!.
MENSUCIKAN POKOK KEHIDUPAN
Abu Bakar Ra membuat keputusan bersejarah, beliau mendeklarasikan perang pada kaum yang menolak membayar zakat. Ketika umar yang biasanya garangberkata lembut,”Wahai Khalifah Rasulillah, mereka tetaplah bagian dari kaum muslimin.” Abu Bakar yang biasanya terlihat penuh kelembutan kinik begitu tegas,” Demi Allah aku akan memerangi kaum yang telah memisahkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat”. Aku akan memerangi mereka jika mereka menolak untuk menyerahkan padaku kekang unta yang biasa mereka berikan kepada rasulullah. Aisyah Ra dibuat takjub hingga berkata,”aku tidakj akan melupakan suatu hari bersama Abu Bakar.
Sebuah Baitul Maal Masjid di Yogyakarta sangat dipercaya para Muzakki untuk menyalurkan Zakat bahkan dari luar wilayah kerjanya karena satu hal: DOA!!  Melalui lisan ke lisan secara efektif tingkat kepercayaan Muzakki semain tinggi karena kalau zakat disana akan didoakan seorang ustazd, doanya bagus sekali.  Mengapa zakat?? Coba hitung mana yang lebih banyak belanjanya orang miskin kepada orang kaya atau belanja orang kaya kepada orang miskin??. Mis, tetangga sebelah rumah punya warung dan sering belanja ke mall megah. Tapi pernahkah kita lihat pemilik mall itu belanja ke warung si  ibu?? Nah kalau jalan Allah memberimu rizki adalah orang miskin, mengapa kau ingkari bahwa bagian mereka ada dalam hartamu.  Jika zakat tak disishkan maka akan merusak sesamanya. Karena zakat adalah kesucian. Shadaqah adalah rumus kekayaan.
BERTHAWAF HAMBA HAMBA
Setidaknya tiga kali Allah memanggil kita dengan sangat resmi, panggilan shalat, panggilan haji dan panggilan mati. Maka untuk bersiap menghadapi ketiganya, mari kita sempurnakan jawaban kita untuk dua panggilan sebelumnya. Shalat sang tiang agama dan Haji?? Tak ada yang mampu menggambarkan perasaan saat pertama kali me;ihat baitullah al haraam. Saat kita telusuri lorong-lorong madinah. Lorong yang pernah membangga lalunya manusia-manusia mulia. Dulu, rasulullah, abu bakar, umar singgah berdoa di raudhah. Saat kita saksikan berjuta manusia ada yang tinggi dan hitam, terpaku kita mengenang bilal, muadzin kecintaan Rasulullah. Ada yang pendek dan pesek, putih gagah, cantik manis, menyatu dalam rasa, menyatu dalam gerak, menyatu dalam kata. Kita mendaki bukit cahaya,Jabal Nuur, betapa dekat rasa rindu pada saat ibril membawa risalah untuk jagat, mendekap muhammad. Bacalah, bacalah,bacalah, saat melangkah ke gua tsur membayang suasana teror dipenuhi rasa takut, lalu kalimat manusia mulia disamping kita begitu menenangkan, “La Tahzan Innallaha ma’anaa.. jangan takut, jangan sedih Allah bersama kita. Antara shafa dan Marwah lari kecllah seperti hajar kebingunan saat ismail kehausan . Lalu zam-zam hentakkan kakinya memancarkan mata air, cicipilah karena ia diserahkan pada niat kita yang ingin meminumnya. Buka lengan kanan saat Thawaf, berlari kecillah, Allah suka pada Hambanya yag menunjukkan kekuatan, seperti para sahabat dihadapan Quraisy Musyrikin.
Allah memang hanya meminta pada yang mampu untuk mengunjungi sebagai tamu. Namun karena rindu yang mengetuk ngetuk pintu kesempurnaan keislaman kita itu. Kita menjadi manusia yang terus berusaha memampukan diri. Itulah cara kita menjawab p\amggilannya. Mengupayakan kemampuan \kita dan memelihara rasa rindu di jiwa.
Labbaik Allahumma Labbaik...Innal Hamda Wa Ni’mata laka wal mulk laa syarika lak....
Semoga Bermanfaat_(*_*)_YMHrp..        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar