A M A N A T
“Dan tiadalah Aku ciptakan Jin dan
Manusia, melainkan untuk beribadah pada Ku. Aku tak menghendaki rzki sedikitpun
dari mereka dan Aku tidak Menghendaki agar mereka memberi Ku Makan”. (Adz-Dzariyaat 56-57). Suatu
ketika tiga orang lelaki alim sedang mengahadap Aisyah Ra, “Ijinkan kami” kata Ibnu Umar dari balik Hijab. “Berada disini sejenak”. Dan
ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau
saksikan pada diri Nabi Muhammad Saw.
‘Aisyah menarik nafas panjang,
kemudian dengan terisak menahan tangis ia berkata,”Kaana kullu amrihi ‘ajabaa”, (Adalah semua perilakunya menakjubkan.). Dengan
suara Lirih ia bercerita,” Suatu malam ketika beliau tidur bersamaku
dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, beliau berkata,” Wahai
‘Aisyah izinkan aku beribadah kepada Rabb ku”. Aku Berkata,”Sesungguhnya aku senang merapat dengan mu,
tetapi aku juga suka seandainya engkau beribadah kepada Rabb mu. Beliau
pun bangkit mengambil timba air lalu berWudhu’. Ketika berdiri Shalat kudengar
beliau terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya. Beliau
lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air matanya, beliau
lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan
datangnya waktu Shubuh..”. Manusia
telah mengambil amanah itu yaitu amanah untuk beribadah dan mengelola bumi,
dimana penghuni bumi yang lain tak mampu memikulnya, maka ada tugas agung yang
tak boleh terlalaikan di dalam diri tiap-tiap kita, itulah ‘ibadah. Sesuatu
yang membuat Rasulullah terhenyak, yang tiba-tiba memutuskan kerapatan
mesra dengan isterinya.” Wahai Rasulullah bukankah engkau telah
diampuni Nya,apa yang telah, sedang, dan akan engkau lakukan?”, Tanya Aisyah. Dan beliau berkata,”Tiada
pantaskah jika aku menjadi seorang hamba yang bersyukur??”. Ya! Shadaqta
Ya Rasulullah, tiada pantaskah
kami menjadi hamba yang bersyukur?, dan lebih dari itu bukankah kami belum dijamin ampunan dan keridhaan
sebagaimana engkau juga sahabat –sahabat mu. Dua
hal yang kusesali, Hari-hari yang panas tanpa kesejukan puasa, malam-malam yang
dingin tanpa kehangatan Shalat. {‘Abdullah ibn ‘Umar Ra].
TIGA PILAR
Ibadah
adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mencari Ridha Allah. Maka, Ibadah
adalah lapangan aktivitas yang melingkupi luasan tak terperi. Dan Memang
senantiasa Allah Swt mengawasi kita, menginginkan agar kita memakna Ibadah
sebagaimana kita memaknai interaksi kita dengan Nya. Dan Makna-makna kita
berinteraksi dengan Allah swt sebut saja dengan “Pilar-Pilar ‘Ubudiya”, è
ada Tiga yaitu:
TAKUT, HARAP, CINTA. Coba perhatikan
Syair ini: Allah, Jika aku sembah Engkau karena takut pada nerakaMu, Masukkan saja aku
kedalamnya, Jika aku sembah Engkau karena BerHarap SurgaMu Jauhkanlah aku darinya, Tetapi Jika aku menyembah Mu
karena Cinta maka CintaMu lah yang ku harapkan”. Jadi, Bukan berarti Takut pada Allah itu semata mental Budak yang
rendah, Bukan berarti mengHarap
surga itu semata mental pedagang yang culas, dan bukan pula orang yang hanya
punya Cinta selalu lebih mulia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan
:
Barangsiapa
menyembah Allah dengan Cinta saja
maka Sungguh ia ZINDIQ
Barangsiapa menyembah Allah dengan Harapa saja maka Sungguh ia adalah MURJI’.
Barangsiapa menyembah Allah dengan Takut saja maka ia HARURI.
Mukmin BerTauhid menyembah Allah dengan ketiganya; Takut, Harap dan Cinta.
ZINDIQ adalah sebutan bagi
tiap orang yang tertipu oleh perasaan dan angan kosongnya. MURJI’
adalah orang yang menganggap iman cukup dengan pembenaran lisan sehingga
memudah-mudahkan. Kalau sudah syahadat ya sudah, pasti masuk surga. HARURI adalah
sebutan lain KHAWARIJ, kelompok yang mengkafirkan pelaku dosa besar karena
berlebihan dalam rasa takut. Seorang Mukmin yang Bertauhid, menjadikan Takut,
Harap dan Cinta sebagai Energi Jiwa. Ketiganya galian yang tak habis-habis
untuk menyalahidupkan tanggungjawab ‘Ubudiyah. Disinilah ia dapat berinteraksi
yang Indah dengan Allah SWT. Intinya! :kami
takut, kami harap kepada Mu, Suburkanlah cinta
kami kepada Mu, kamilah hamba yang mengaharap belas kasih darimu,_Raihan & M yasin Sulaiman :I’tiraf.
TAKUT à
(Al An’aam 15) :”..Sesungguhnya
aku takut jika aku mendurhakai Rabb ku, akan ‘adzab dihari yang agung..”. Ketakutan
adalah energi Jiwa, untuk membentengi diri dari perbuatan yang mengundang murka
illahi. Rasa takut akan kengerian yang lebih besar, kengerian neraka, kengerian zaqqum, kengerian makan nanah & darah,
kengerian malaikat-malaikat zabaniyah, kengerian ini membuat sambitan abu
jahal, timpukan ‘uqbah ibn abi mu’ith dan lemparan kotoran abu lahap, semuanya
hanya bagai gelitikan yang membuat para ahli iman tertawa hingga menitiskan
airmata, tapi yaqinlah air mata itu karena menahan tawa.
Mungkin
makna lain yang indah dari Takut adalah
‘pengawasan’ dalam pengawasan Allah kita selalu berusaha hidup dalam
keshalihan, karena kita lebih patut untuk malu dan takut kepada Allah yang
selalu membersamai, “Dan sesungguhnya,
Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”(Qaaf 16). Ketakutan
kita pada Allah bukanlah gigil kengerian, ia adalah kesadaran, ia adalah
kehati-hatian, ia pun justru ketentraman, setentram sejuknya ayat berikut,:”Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran
Rabbnya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggalnya.” (An Nazi’at
40-41).
HARAPà
(Al Hijr 56) : Ibrahim
Berkata,”Tiada yang berputus asa dari rahmat Rabb nya kecuali orang-orang yang
sesat”. Kita
menatap dengan mata harapan akan sebuah pemandangan yang digambarkan detail
oleh Allah dalam wahyu di hari-hari permulaan risalah. Imajinasi itu dihadirkan
begitu nyata, seolah surga menjadi ekosistem gaib yang melingkupi kemana pun
seorang mukmin beranjak. Ahli Iman yang mampu menghadirkan kehijauan serga
dalam desah nafasnya, memiliki energi daya hidup yang abadi. Bahkan Allah tak
pernah mengaruniakan kematian kepada mukmin yang terbunuh syahid memenuhi
janji. “Janganlah kamu mengira bahwa orang2x yang terbunuh di jalan
Allah itu mati, mereka itu Hidup disisi Rabb mereka dengan mendapat rizki.
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan Karunia Allah yang ia berikan kepada
mereka”. Makna indah yang lain dari Harap
adalah ‘Kebersamaan’,
kebersamaan dengan Allah, gerak nafas bertauhid adalah sebuah tuntutan
keimanan, sebuah sumbu hidup yang menyala dan padam karena Allah semata. Ada
kenikmatan tiada tara, ketentraman tak terkira, ketika merasai kebersamaan
Allah dalam Shalat, dalam ibadah,dalam hidup dan ketika meneguk gelas kematian.
“Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya
Allah bersama kita,”.(At Taubah 40).
CINTA à
(Al Baqarah 165):”Dan
diantara manusia ada orang-orang yang mengambil tandingan tandingan untuk
Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, padahal
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” Jangan
ada tandingan untuk Nya dalam Cinta! Apa jadinya jika Ia Cemburu??, bahkan
Cemburunya lebih Dahsyat dari Sa’d ibn ‘Ubadah , pencemburu terberat di
seantero madinah. Cinta adalah
energi yang membuat sang pencinta memiliki tatapan pinta kepada Rabbnya,
pandangan kasihnya takkan berpaling selamanya, lalu senyumnya merekah, mekar
dari Kuncup Cinta, bahkan dikala tangis ia menimba ruhnya dari mata air Cinta.
Sebuah
kisah pada masa nabi kembali terkuak, seorang arab bertanya kepada Rasul
mengenai datangnya hari kiamat, lalu rasul balik bertanya,”apa yang sudah kau persipakan” kata Rasul, lalu ia menjawab,” Cinta kepada Allah dan Rasulnya,
jawabnya sepolos fitrah, “ engkau akan
bersama dengan orang yang kau cintai, kata Rasulullah. “Yaitu orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya
dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram”. (Ar Ra’d 28). Bergetarnya hati disaat namanya di sebut,
bertambahnya yaqin saat ayat-ayatnya dilantunkan, ada kenikmatan tersendiri
ketika mereka pasrah, bertawakal, menggantungkan segala urusan kepada Rabbnya
saja. à
Lihat Al Anfal 2. Dan cinta yang hanya dihati belum membuktikan
apa2x. Amal Shalih kata sayyid quthb
adalah buah alami dari Keimanan, dan gerak yang bermula pada detik dimana
hakihat keimanan itu menghujam didalam hati. Maka keimanan dan Cinta padanya
adalah hakikat yang aktif dan energik. Itulah iman Islami! Itulah Cinta pada
Allah. Gerak dan gerak, ‘amal dan ‘amal. Lalu disanalah cinta menjadi permata
mengkilap oleh air mata, menyala oleh darah dan hidup dengan pengorbanan. “katakanlah
jika kalian mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian, Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali ‘Imran 31).
KOMPETISI REGIS TRASI
“yang menjadikan mati dan hidup,supaya Dia
menguji kamu siapa diantara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun.” (AL Mulk 2) . Dan
hidup ini memang kompetisi ia berjalan
di seluruh penjuru bumi, tanpa ada batas kecuali keterjangkauan. Disana ada
fungsi tangensial untuk mengelola
segala sumberdaya nikmat menjadi kemanfaatan paling puncak. Lagi-lagi untuk
sebuah uji, siapa diantara kita akan terbaik dalam karya. “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang
terbaik amalnya,”.(Al Kahfi 7).
Alangkah
besar Ambisi Umar untuk mengungguli Abu bakar
dalam Amal dan Pengorbanan. Seorang wanita tua pernah menolak jaminan kebutuhan
darinya dengan mengatakan,”Sudah ada yang
menjamin kebutuhanku”. Dalam pengintaiaan ‘Umar di esok hari, ia melihat
sosok Kurus Abu Bakar mengendap memikul karung berisi hajat hidup si nenek. Dalam Perang Tabuk, seruan jihad harta disambut umar dengan segera. Saat
Rasulullah bertanya berapa yang ia tinggalkan untuk keluarga, Umar mengatakan
dengan Bangga,”Sebanyak yang aku serahkan
pada Allah dan Rasulnya”. Tapi betapa ia tercenung saat pertanyaan yang
sama diajukan Rasulullah kepada Abu Bakar ra, Dengan Gemilang Abu Bakar
menjawa,”Cukuolah Allah dan Rasulnya yang
aku tinggalkan untuk keluargaku”. Menjadikan
abu bakar sebagai kompetitor amal
memang harus membuat ‘Umar bergumam,”Mulai
hari ini aku sadar tampaknya aku tak akan pernah bisa mengalahkan Abu Bakar”.
TAPI!! Kita harus tersenyum karena mereka telah menjadi contoh tentang
Urgensi sebuah kompetisi dalam Amal dan pengorbanan, bahkan tentang perlunya
sebuah iri hati. “Tidak
ada iri hati kecuali dalam dua perkara (yaitu) orang yang diberi harta oleh
Allah lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, Dan orang yang dikaruiai
Ilmu dan kebijaksanaan lali dia mengamalkan dan mengajarkannya.” (HR Al Bukhari).
Motivasi Islam
selalu menyentuh semua sisi kompetisi, ada kalanya generasi belakangan bisa
memenangkan kompetisi dalam hal pahala yang mereka peroleh. Tapi generasi awal
menjadi penabung pahala yang tiada henti karena keteladanan yang telah mereka
bingkai. Keteladanan itu menjadi ikatan berharga bagi penerusnya di perputaran
zaman. Seagung-agung kompetisi yang pernah ada di muka bumi ini adalah kompetisi berkorban. Berkorbanlah untuk
mendapatkan Ridha Allah , Ampunan Nya dan Surganya yang begitu Indah . “dan bersegeralah kaliankepda ampunan dari
Rabb kalian dan kepada Surga yang luasnya adalah langit dan bumi, disediakan
bagi orang yang bertaqwa. Orang-orang yang berinfaq baik diwaktu lapang maupun
sempit, orang-orang yang menahan marahnya, dan yang memaafkan (kesalahan) orang
lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Ali Imran 133-134).
Kompetisi
itu begitu menarik bukan?? Tetapi kenapa masih ada yang belum mendaftar??? :{(.
”Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka
laksana fatamorgana ditanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang
dahaga, tapi bila didatanginya tak ada yang ia temukan..”(An Nur 39).
Hidup
ini
Kompetisi dan Syahadatlah yang menegaskan kerunia hidayah bagi kita, adalah
tanda keikutsertaan yang diberikan sang penguasa. Maka ada manusia bodoh yang
harus kita tunjukkan jalan. Karena mereka bersemangat berlomba tanpa mendaftar,
tanpa tanda syhadat di dadanya. ,dan Kita pun kadang menjadi manusia bodoh lain
yang harus di tegu, karena meski sudah mendaftar terkadang lebih suka duduk2x
di garis start, merasa cukup dengan status keislaman itu. ISLAM adalah iman dan amal shalih. ISLAM adalah mendaftar dan berlari dengan kekuatan penuh!!. Jika
Engkau telah mendaftar dengan ikrar syahadat mu, berlarilah menuju Allah
saudaraku. Hingga seperti Musa dalam larinya, kita akan terengah
berkata,”....Itulah mereka sedang menyusuli aku, dan aku bersegera kepada Mu ya
Rabb, agar engkau Ridha kepada ku (Thaha 84).
SEPER TI ENGKAU MELIHATNYA
Umar
mengisahkan suatu hari Jibril menanyakan salah satu tentang Al Ihsan, Apa itu?,”Anta’budallaha
ka-annaka taraahu, Fa in lam takun taraahu, fainnahuu yaraaka..” hendaklah engkau beribadah pada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, Jika engkjau tidak bisa maka yakinlah bahwa
Allah melihatmu”. “dan bertaqwalah
kepada Allah yang dengan Asmanya kalian meminta satu sama lain dan
bersilaturahim, sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian (An Nisa’ 2). Sudah pernah dengar Audio Book?? Atau Audio Video Book??
Seandainya buku catatan amal itu berbentuk “Audio Video Book”,? Sebuah gambaran
tentang diri kita diambil dari minimal 2 angle, kemudian disimpan dalam bentuk
file audio lengkap dan nanti di hari kiamat akan diputar kembali dan
diperlihatkan kepada kita. “Maka
barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat timbangan dzarah akan melihatnya, dan
barangsiapa mengerjakan keburukan seberat dzarah pun akan melihatnya,” (Az Zilzal 7-8).
Kamera
tersembunyi itu takkan keteteran menShoot
aktivitas kita. Lalu bayangkan sebuah layar superbesar dihadapan pengadilan
Allah. Disanalah akan di Display
segala rekaman perbuatan kita sejak baligh hingga mati. LENGKAP!! Semuanya
terekam dan terlihat. Saat kita sendiri maupun bersama, saat sunyi maupun riuh,
dipojok kamar yang sempit maupun di tengah lapangan yang luas, semuanya
terekam, tercatat. Lalu muncullah pertanyaan di benak kita,, rekaman itu
dipenuhi maksiat atau taat??!!sungguh apa yang ada di sisi Allah itu lebih
dahsyat dan tak tergambarkan. Rasulullah bersabda,” Ketika amalan manusia
diperlihatkan oleh Allah kepadanya, maka mereka akan tenggelam dalam keringatnya karena rasa MALU!! Saking malunya
karena semua yang ia sembunyikan terkuak sudah,. Segala yang ia tutupi diungkap
dengan sangat eksplisit. Persis dihadapannya sendiri!! Allahumma!!.
Inilah
Muraqabah!! Sebelum datangnya hari kiamat kita di beri kesempatan untuk tahu,
bahwa catatan amal yang tak mungkin direkayasa dan sesudah itu perhitungan
balasan dari Allah adalah sedetail-detailnya, seadil-adilnya. (Lihat QS:Al Haqqah 19-32). Maka inilah
Muraqabah boleh kita identikkan dengan Ihsan,” engakau ibadahi Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika tak melihatnya, yakinlah Allah melihatmu.” Seperti
hal nya IKHLAS dalam KSD, Riya’yang mengahncurkan ikhlas bagai semut hitam
diatas batu hitam dimalam yang kelam, samar sekali!! Begitulah ikhlas, cukuplah
Allah yang melihat. (untuk cnthnya sebuah kisah dari negeri para Azhari kembali
terkuak). Tetapi tentu saja, ibadah dan kebaikan tak selalu harus
disembunyikan. Tak harus curi-curi kesempatan. Ikhlas adalah rasa tentram
ketika kita sadar dilihat Allah. Allah saja!! Calon mertua, calon istri, pak
dirut, pak lurah boleh saja tau, tapi pada Allah sajalah kita tujukan ibadah
ini. Bukankah ikhlas berarti ketidakpedulian kita pada pandangan manusia, tak
bertambah karena dipuji tak berkurang karena dicaci. Ini yang utama. Fudhail ibn ‘iyadj mengingatkan”kalau kau meninggalkan ibadah karena
khawatir dilihat orang, maka kau riya’,dan kalau kau beribadah agar kau dilihat
orang, kau berbuat syirik. Nah!!!!.
REHAT
MANUSIA-MANUSIA HEBAT
“Ya
Bilal, Arihna bish Shalaah,” à Wahai Bilal istirahatkan kami
dengan shalat.
“Wahai orang-orang yang
beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.(Al Baqarah 153)
Sayyid Quthb : kenapa Shalat digandengkan dengan sabar? Karena perpaduan ini
merupakan mata air yang tak pernah kososng, bekal yang tak pernah habis, dan
bekal yang membekali hati. Shalat adalah hubungan langsung
antara manusia yang fana dan kekuatan yang abadi. Ia adalah waktu yang telah
dipilih untuk pertemuan setets air yang terputus dengan sumber yang tak pernah
kering. Ia adalah sentuhan yang lembut pada hati yang letih dan payah. Dibawah Thaharah
kita hajatkan kesegaran dalam kesucian. Jujur pada diri tentang sah dan batal
ibadah. Saat bertakbir keagungan Allah menundukkan kesombongan kita. Saat
menyebut namanya bergetar isi dada. Saat bertahmid kita puji Ia, atas nikmat,
kesempurnaan ciptaan, rizki yag cukup, kejujuran yang masih kita jaga dan
kesucian hati yang terus kita upayakan. Ia Maha Pengasih kasihNya tiada pilih,
Ia Maha Penyayang kasihNya tak terbilang.
RAMADHAN
SAATNYA BICARA TENTANG MAKANAN
“Dan
apabila hamba-hambaKU bertanya tentang Aku kepadamu, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku menjawab permohonan Orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku. (Al Baqarah 186).
Bicara
soal makanan adalah soal dijawab atau tidaknya doa kita. Haram atau halalnya,
thayyib atau khabitsnya. Suatu hari sahabat rasul sa’ad ibn abi waqqashj mengajukan
pertanyaan Cerdas kepada Rasulullah,” Ya
rasulullah doakanlah pada Allah agar Doa-Doaku ini mustajabah. Bagaimanapun
juga Rasul tidak langsung mengiyakannya, beliau tersenyum dan berkata,” Wahai sa’ad bantulah aku dengan memperbaiki
makanan mu. Ramadhan dalam makna
dekat dengan perut adalah saat kita mampu menjaga makanan kita agar terjaminkan
kedekatan dengan Allah. Disaat puasa kita jaga pencernaan kita dari yang halal
dan thayyib sejak terbit fajar hingga terbenamnya mentari semata karen
amentaati Allah. Di Luar Ramadhan kita harus menjaganya dari yang syubhat dan
yang haram. Maka itulah makna puasa. Itulah produknya. Itulah taqwa dalam
maknanya bagi perut kita, berhati hatilah menjaga makanan.
MENGALIH BENTUK KEKAYAAN
Doa
Abu Bakar Ra,” Ya Allah jadikanlah dunia
di tanganku dan jadikan akhirat di hatiku”. Penggal pertama doa itu
mengajari banyak hal , tangan berarti pengelolaan. Abu Bakar tidak ingin dunia
masuk ke dalam hatinya. Ia ingin dunia ada dalam genggamannya., dala kuasanya
dan dalam pengelolaannya. Ia tahu kekayaan yang ditimbun sebanyak apapun tidak
akan memuliakan pemilikn ya. Seorang hanya akan mulia dengan kualitas dirinya,
baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia lainnya. Ketika ada yang bindung
mengenai bagaimana bersikap menghadapi teknologi yang serba memudahkan,
Rasulullah telah meneladankan perihal hidup yang sangat menarik. Soal hidup, Rasulullah hidup sangat-sangat
sederhana. Tapi?? Tidak untuk sebuah kualitas diri dan pemudahan jalan ibadah
kepada Allah. Rasulullah menggunakan sesuatu yang sangat sederhana, pakaian dan
sandal semuaya biasa-biasa saja, malah memprihatinkan. Makanannya juga
sederhana tapi gizinya terjaga , ingat makanan favourite Rasul yang jarang
dinikmati : paha kambing. Rumah dan perkakasnya juga sederhana. Dan ini semua
tidak signifikan untuk pengembangan kualitas diri dan realisasi
perintah-perintah jihad dan ibadah dari Allah kepada beliau. Tapi coba kita periksa fasilitas yang beliau
pakai untuk berjihad, dakwah dijalan Allah.
Kendaraannya misalnya, Al Qashwa,Unta putih beliau adalah unta yang sangat tangkas, berkualitas tinggi,
gesit, cepat,dan sangat sehat. DulDul,
keledai beliau hadiah dari muqaiqus,
sangat kuat dan kukuh jalannya. Bahkan berumur panjang hingga masa mu’awiyah
Ra. Kuda
beliau juga yang tertangkas, tergesit dan tercepat.
Pedang Komandonya: Dzul Lujjain jangan
ragukan kualitas logamnya, ketajamannya, tempaannya, dan kehalusan
pembuatannya. Dan beberapa kilogram emas dibutuhkan untuk membuat komandonya.
Ini adalah bagian yang sangat berkilat jika diterpa sinar matahari untuk
memberi kode dan aba-aba kepada pasukan saat perang dikejauhan. Apa
ini sesuatu yang murah?? Tentu tidak!!.
MENSUCIKAN POKOK KEHIDUPAN
Abu
Bakar Ra membuat keputusan bersejarah, beliau mendeklarasikan perang pada kaum
yang menolak membayar zakat. Ketika umar yang biasanya garangberkata lembut,”Wahai Khalifah Rasulillah, mereka tetaplah
bagian dari kaum muslimin.” Abu Bakar yang biasanya terlihat penuh
kelembutan kinik begitu tegas,” Demi
Allah aku akan memerangi kaum yang telah memisahkan kewajiban shalat dengan
kewajiban zakat”. Aku akan memerangi mereka jika mereka menolak untuk
menyerahkan padaku kekang unta yang biasa mereka berikan kepada rasulullah.
Aisyah Ra dibuat takjub hingga berkata,”aku
tidakj akan melupakan suatu hari bersama Abu Bakar.
Sebuah
Baitul Maal Masjid di Yogyakarta sangat dipercaya para Muzakki untuk menyalurkan Zakat bahkan dari luar wilayah kerjanya
karena satu hal: DOA!! Melalui lisan ke
lisan secara efektif tingkat kepercayaan Muzakki semain tinggi karena kalau
zakat disana akan didoakan seorang ustazd, doanya bagus sekali. Mengapa zakat?? Coba hitung mana yang lebih
banyak belanjanya orang miskin kepada orang kaya atau belanja orang kaya kepada
orang miskin??. Mis, tetangga sebelah rumah punya warung dan sering belanja ke
mall megah. Tapi pernahkah kita lihat pemilik mall itu belanja ke warung
si ibu?? Nah kalau jalan Allah memberimu
rizki adalah orang miskin, mengapa kau ingkari bahwa bagian mereka ada dalam
hartamu. Jika zakat tak disishkan maka
akan merusak sesamanya. Karena zakat adalah kesucian. Shadaqah adalah rumus
kekayaan.
BERTHAWAF
HAMBA HAMBA
Setidaknya
tiga kali Allah memanggil kita dengan sangat resmi, panggilan shalat, panggilan
haji dan panggilan mati. Maka untuk bersiap menghadapi ketiganya, mari kita sempurnakan
jawaban kita untuk dua panggilan sebelumnya. Shalat sang tiang agama dan Haji??
Tak ada yang mampu menggambarkan perasaan saat pertama kali me;ihat baitullah
al haraam. Saat kita telusuri lorong-lorong madinah. Lorong yang pernah
membangga lalunya manusia-manusia mulia. Dulu, rasulullah, abu bakar, umar
singgah berdoa di raudhah. Saat kita saksikan berjuta manusia ada yang tinggi
dan hitam, terpaku kita mengenang bilal, muadzin kecintaan Rasulullah. Ada yang
pendek dan pesek, putih gagah, cantik manis, menyatu dalam rasa, menyatu dalam
gerak, menyatu dalam kata. Kita mendaki bukit cahaya,Jabal Nuur, betapa dekat rasa rindu pada saat ibril membawa risalah
untuk jagat, mendekap muhammad. Bacalah, bacalah,bacalah, saat melangkah ke gua
tsur membayang suasana teror dipenuhi
rasa takut, lalu kalimat manusia mulia disamping kita begitu menenangkan, “La Tahzan Innallaha ma’anaa.. jangan
takut, jangan sedih Allah bersama kita. Antara shafa dan Marwah lari kecllah
seperti hajar kebingunan saat ismail kehausan . Lalu zam-zam hentakkan kakinya
memancarkan mata air, cicipilah karena ia diserahkan pada niat kita yang ingin
meminumnya. Buka lengan kanan saat Thawaf, berlari kecillah, Allah suka pada
Hambanya yag menunjukkan kekuatan, seperti para sahabat dihadapan Quraisy
Musyrikin.
Allah
memang hanya meminta pada yang mampu untuk mengunjungi sebagai tamu. Namun
karena rindu yang mengetuk ngetuk pintu kesempurnaan keislaman kita itu. Kita
menjadi manusia yang terus berusaha memampukan diri. Itulah cara kita menjawab
p\amggilannya. Mengupayakan kemampuan \kita dan memelihara rasa rindu di jiwa.
Labbaik
Allahumma Labbaik...Innal Hamda Wa Ni’mata laka wal mulk laa syarika lak....
Semoga Bermanfaat_(*_*)_YMHrp..